Menlu AS Hillary Clinton (tengah) berbicara dalam konferensi pers di Kantor Urusan Luar Negeri dan Persemakmuran di London, Selasa (29/3). Lebih dari 40 pemerintahan dan lembaga internasional bertemu di London untuk merencanakan Libya tanpa Muammar Gaddafi, dengan Italia dan Inggris menyarankan ia bisa pergi ke pengasingan.(FOTO ANTARA/REUTERS/Stefan Rousseau/pool/djo/11)
Pengasingan Pernyataan London tidak menyebutkan mengenai kemungkinan pengasingan Gaddafi. Tetapi menurutFrattinikonsensus telah dicapai, bahwa peserta pertemuan menghendaki dengan suara bulat agar Gaddafi harus meninggalkan negaranya. "Di luar itu, tergantung pada negara yang mungkin akan manawarkan diri untuk menyambut baik Gaddafi. Tapi hingga kini belum ada usulan resmi negara yang telah merumuskan rencana seperti itu." Hengkangnya Gaddafi, menurutnya adalah prasyarat situasi Libya bisa dipecahkan. Masalahnya adalah akankah Gaddafi menerima begitu saja hukuman yang dijatuhkan padanya oleh masyarakat internasional yang disponsori negara-negara besar itu. Menurut pers setempat, Gaddafi masih mendapat dukungan sedikitnya dari sekitar 53 persen rakyatnya. Perlawanan dari kubu pro Gaddafi di kota Sirte merupakan salah satu bukti. Sejujurnya, satu-satunya perbedaan antara Anda dan para ahli Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah adalah waktu. Jika Anda akan menginvestasikan waktu sedikit lebih dalam membaca, Anda akan yang lebih dekat ke status ahli ketika datang ke Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah.
Selain di dalam negeri, ternyata pendukung Gaddafi juga bermunculan di luar negeri, termasuk di depan gedung konferensi London itu berlangsung. Pada saat konferensi berlangsung, sejumlah aktivis pro-pemimpin Libya antara dari kalangan aktivis anti-perang memproteskonferensi internasional yang dicetuskan oleh pemerintah Inggris itu. Gerakan Hentikan Koalisi Perang (STWC) mengatakan, sangat penting duniamelihat adanya oposisi besar di sini terhadap rencana mereka. Sementara itu hasil jajak pendapat di Inggrismengenai intervensi memperlihatkan bahwa publik Inggris berbeda pendapat dengan pemerintahnya yang cenderung menggunakan tindakan militer. Sekitar 53 persen peserta jajak pendapat setuju tidak bisa menerima tentara Inggris berada dalam bahaya cedera atau kematian hanya untuk melindungi pasukan oposisi Libya. Berbagai media massa di Timur Tengah pada Rabu (30/3) melaporkan, pasukan pemberontak meninggalkankota minyak Ras Lanuf setelah pasukan yang setia pada Muamar Gaddafibergerak lebih jauh ke timur dan menggempur posisi-posisi pemberontak dengan roket-roket. Pihak pemberontak, sebagiannya memang bersenjata senapan ringan dan mengakui kalah dalam persenjataan dan kekuatan militer pasukan Gaddafi. Ada gagasan dari negara kuat untuk mempersenjatai pemberontak Libya. Menlu Amerika Serikat Hillary Clinton mengatakan masalah mempersenjatai pemberontak tidak dibicarakan di London, dan menegaskan bahwa tafsiran Washington terhadap Resolusi 1973 DK PBB mengesampingkan hak mempersenjatai siapa pun di Libya. Tetapi Menlu Prancis Alain Juppe dalam pertemuan Selasa menegaskan negaranya siap membahas dengan sekutunya terkait rencana memasok bantuan militer kepada pemberontak di negara Afrika Utara itu. Sementara itu Menlu Rusia, Sergei Lavrov, menegaskan bahwa Moskow beryakinan kekuatan asing tidak memiliki hak untuk mempersenjatai pemberontak di Libya atas dasar mandat DK PBB. Sedangkan Sekjen NATO, Fogh Rasmussen mengakui operasi di Libya digelar dengan tujuan melindungi warga, bukan untuk mempersenjatai mereka. Lavrov menyatakan sependapat dengan pernyataan Sekjen NATO tersebut. Sebaliknya Liga Arab sebelumnya menegaskan pihaknya mengharapkan solusi politik dalam konferensi internasional di London bukan angkat senjata. Liga Arab mengharapkan ada pemecahan politik untuk mengakhiri operasi militer di Libya, tegas Asisten Sekretaris Jenderal Liga Arab, Hesham Youssef menjelang keberangkatan ke London untuk menghadiri konferensi tentang Libya itu. Gaddafi nasibnya berada di ujung tanduk, begitu juga nasib rakyat Libya, belum tahu bakal dibawa ke mana.
(M043/K004)
Editor: B Kunto Wibisono
COPYRIGHT © 2011 Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com
No comments:
Post a Comment