Wednesday, April 28, 2010

Sego Njamoer, Kenalkan Lauk Dari Jamur

Bayangkan waktu berikutnya Anda bergabung dengan diskusi mengenai beita baru. Ketika Anda mulai berbagi kata kunci% menarik% fakta di bawah ini, teman-teman Anda akan benar-benar takjub.
Surabaya (ANTARA News) Di tangan lima mahasiswa dari berbagai jurusan di Fakultas Teknologi Industri (FTI) ITS Surabaya, jamur agaknya dapat menjadi lauk (ikan). "Jamur tiram itu dapat menjadi lauk pengganti ikan dan rasanya seperti daging atau bisa juga mirip crispy. Cocok bagi vegetarian," ucap anggota tim, Mahendra Ega Hiquitta.

Bagaimana caranya ?

"Jamur tiram itu cukup dicuci, lalu diiris atau disuwar-suwir sesuai keinginan kita. Hasilnya diberi bumbu yakni tepung, ketumbar, merica, dan garam," ungkapnya.

Ditemui ANTARA News di sela-sela pameran "Bulan Unjuk Prestasi" di Plasa dr Angka ITS Surabaya, ia mengemukakan, ada satu lagi bumbu yang dirahasiakan.

"Yang jelas, kami mengemas apa yang kami sebut Sego Njamoer (nasi berlauk jamur) itu dalam satu porsi nasi dengan harga Rp3.000,00 dengan jamur sebagai pengganti ikan yang rasanya kayak daging," tuturnya.

Ia mengaku dirinya mengembangkan Sego Njamoer bersama empat rekannya yakni Rizki Aris Y., Eko Nur Khafid, Ongga Limatsu, dan Ola Dwi Sandra.

"Karena itu, kami mengikutsertakan Sego Njamoer itu dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan," katamahasiswa Jurusan Teknik Fisika FTI itu.

Ia menambahkan pihaknya sengaja merancang Sego Ngjamoer yang cocok untuk kalangan mahasiswa yakni murah dan praktis, tapi bergizi.

"Semboyan kami adalah lezat dan nggak bikin kanker alias kantong kering, tapi jamur tiram yang kami jadikan lauk itu memang memiliki kandungan antitumor," katanya.

Bahkan, berbagai hasil penelitian menyebutkan jamur memiliki kandungan protein hingga 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral kalsium, besi, antitumor, dan antikolesterol.

Wiraswasta pasca-ITS

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang telah Anda ketahui tentang beita baru? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan sisa paragraf?

Mahendra yang mahasiswa semester 4 itu bertekad untuk mengembangkan Sego Njamoer sebagai sarana berwiraswasta bersama keempat rekannya pasca-ITS (lulus).

"Kami sudah sempat menjualnya dalam pembukaan PIMITS (Pekan Ilmiah Mahasiswa ITS) di Gedung Robotika ITS Surabaya (25/4), ternyata nasi seharga Rp3.000,00 itu laku 160 porsi," ujarnya.

Sukses dalam PIMITS itu membuat mereka ingin membuka stan Sego Njamoer pada sejumlah kampus di Surabaya, kemudian mengembangkan ke mal.

"Kalau kami sudah lulus, kami akan membuka restoran khusus Sego Njamoer atau resto Sego Njamoer," tandasnya.

Bagaimana dengan bahan baku jamur tiram itu sendiri?!

Ega menegaskan bahwa tim Sego Njamoer sudah mendidik belasan santri di Pesantren Reodlotut Muttaqin, Jatirejo, Kabupaten Mojokerto untuk mengembangkan budidaya jamur tiram.

"Kami sudah mengajak para santri itu ke lokasi pembibitan jamur di Jampirogo, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Untuk langkah awal, kami membeli 1.500 bibit jamur," katanya.

Dari 1.500 bibit tiram itu, katanya, dalam sehari mampu menghasilkan 6 hingga 7 kilogram jamur tiram dengan keuntungan murni Rp900.000 per hari.

"Kami berencana mengembangkan usaha dengan membeli bibit jamur lagi hingga menjadi 3.000 bibit jamur, apalagi harga bibit jamur hanya Rp2.000,00 per-baglog," tukasnya.

Selain dijual kepada tim mahasiswa ITS, Ega menyatakan para santri dapat menjualnya kepada tengkulak atau menjual langsung kepada masyarakat.

"Kalau dijual kepada tengkulak, harganya Rp8.000,00 perkilogram, sedangkan bila dijual sendiri secara langsung bernilai Rp10.000,00. Kalau dijual ke Surabaya bisa menjadi Rp15.000,00 hingga Rp25.000,00 perkilogram," ujarnya.

Lebih dari itu, kelima mahasiswa ITS dari tim Sego Njamoer itu mengajarkan pentingnya penelitian untuk diaplikasikan menjadi langkah wirausaha bagi dirinya dan masyarakat.
(EMY/P003)

Mereka yang hanya mengenal satu atau dua fakta-fakta mengenai beita baru bisa bingung dengan informasi yang menyesatkan. Cara terbaik untuk membantu mereka yang menyesatkan adalah dengan lembut benar mereka dengan kebenaran yang Anda pelajari di sini.

Orang Indonesia yang Jadi Pahlawan di Korea

Anda harus dapat menemukan beberapa fakta yang sangat diperlukan sekitar beita baru dalam paragraf berikut. Jika ada sedikitnya satu fakta yang tidak Anda ketahui sebelumnya, bayangkan perbedaan itu bisa membuat.
Di tengah duka bangsa Korea yang masih sangat dalam terasa akibat tenggelamnya kapal perang Cheonan yang menewaskan 46 prajurit angkatan laut, nama Indonesia harum dipuji di negeri ginseng itu. Ada orang Indonesia yang dipandang sebagai pahlawan dan pemberi inspirasi dalam musibah yang menggetarkan hati dan meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea tersebut. Penghargaan terhadap orang Indonesia itu disampaikan pejabat dan media setempat.

Pada 26 Maret 2010 sebuah Korvet Angkatan Laut dengan 104 awak kapal sedang patroli rutin di perairan dekat perbatasan Korea Selatan dan Korea Utara. Tiba-tiba saja terjadi ledakan dahsyat di buritan. Mesin perang itu nyaris terbelah dua dan tenggelam.

Saat itu pukul 21:00 waktu setempat. Tempat di Laut Kuning, dekat Kepulauan Baengyeong. Malam mulai gelap ketika operasi penyelamatan dilakukan oleh penjaga pantai dibantu oleh nelayan pencari ikan yang kebetulan berada di sekitar lokasi. Mereka berhasil menyelamatkan 58 orang. Yang lainnya tewas dan menghilang.

Salah satu kapal nelayan yang ikut dalam operasi pencarian dan penyelamatan adalah kapal ikan Geumyang No.98. Di kapal ikan itu ada Lambang Nurcahyo (36) dan Yusuf Harefa (35), dua pelaut Indonesia. Bersama lima pelaut Korea Selatan, awak Geumyang terlibat dalam aksi heroik penyelamatan di laut bebas, gelap dan berbahaya.

Malang tak bisa diraih, untung tak bisa ditolak. Kapal ikan Geumyang di tengah aksi penyelamatan bertabrakan dengan kapal kargo Kamboja. Seluruh awaknya ikut tenggelam.

Jenazah Lambang Nurcahyo, bapak dua anak, ditemukan beberapa hari kemudian. Namun si lajang Yusuf Harefa hingga kini masih hilang. Upaya kemanusiaan pelaut Indonesia itu diakui dan dihormati bangsa Korea yang tengah berkabung. Mereka wafat dalam upaya mulia.

Surat kabar Korea Times hari Kamis (22/4) memuji Nurcahyo dan Harefa. Dalam tajuk rencana berjudul "Indonesian heroes", Korea Times menulis bahwa "Seperti para pelaut AL yang gugur itu, para nelayan Geumyang itu juga merupakan pahlawan-pahlawan yang telah mengambil risiko nyawa mereka untuk menyelamatkan korban-korban Cheonan?.

Pemerintah Korea Selatan berjanji memberikan santunan baik kepada awak kapal Korsel maupun Indonesia. Menteri Luar Negeri Yu Mung-hwan menyampaikan simpati dan telah menulis surat sehubungan dengan tragedi tersebut kepada keluarga Nurcahyo dan Harefa.

"Kami menghargai jasa-jasa kedua pelaut Indonesia yang tewas dalam insiden tersebut. Kami sungguh menyesalkan telah terjadinya peristiwa ini," kata Yu Mung-hwan.

Jadi pusat perhatian

Orang Indonesia lain yang mendapat penghormatan di Seoul adalah Dirut Perum LKBN ANTARA Dr. Ahmad Mukhlis Yusuf. Ia menjadi pusat perhatian di Seoul karena selaku Presiden Organisasi Kantor Berita Asia Pasifik (OANA) ia meminta pimpinan media dunia yang berkumpul di negeri itu untuk berdiri dan mengheningkan cipta atas musibah yang meningkatkan ketegangan di semenanjung Korea.

Setelah Anda mulai bergerak di luar dasar informasi latar belakang, Anda mulai menyadari bahwa ada lebih ke beita baru daripada yang mungkin Anda pikiran pertama.

"Semoga arwah mereka beristirahat dengan damai dan yang hilang bisa segera ditemukan," katanya dalam hening cipta yang diikuti 68 pimpinan kantor berita dari Asia Pasifik, Arab, Mediterania, Eropa dan Balkan serta Perdana Menteri Korea Selatan Chung Un-Chan.

Mukhlis Yusuf sudah tiga tahun terakhir ini memimpin OANA, organisasi kantor berita dari 33 negara di kawasan Asia Pasifik.

Bekerja sama dengan kantor berita Yonhap, OANA mengumpulkan para tokoh media di Seoul untuk membahas tantangan dan peluang yang dihadapi kantor berita pada era konvergensi multimedia. Namun, OANA Summit Congress dibayangi kasus tenggelamnya Cheonan.

Meski belum bisa dibuktikan keterlibatan Korea Utara dalam insiden itu, laporan media setempat menyebut kemungkinan kapal tersebut ditorpedo atau terkena ranjau laut yang disebar Pyongyang.

Ketika membawa para tokoh media dari seluruh dunia itu bertemu dengan Presiden Lee Myung-bak di Istana Biru, Mukhlis menyampaikan belasungkawa dan doa kepada para korban. Presiden Lee tampak tergugah dengan pidato pengantar Mukhlis yang tidak diduga menyinggung insiden Cheonan dan doa agar bangsa Korea bisa mengatasi musibah itu dengan penuh kesabaran dan perdamaian.

Pidato Mukhlis itulah yang mendorong Presiden Lee menyatakan sikapnya atas musibah Cheonan. Sikap itulah yang kemudian menjadi berita utama di seluruh dunia. Di koran-koran setempat, seperti The Korean Times dan Korean Herald, berita pertemuan Mukhlis Yusuf dan Presiden Lee menjadi berita utama di halaman depan. Foto Mukhlis pun menghiasi halaman media Seoul.

"Saya mulai mengagumi anda," kata Park Jung-Chan, Presiden kantor berita Korea Selatan Yonhap kepada Mukhlis Yusuf pada pidato jamuan makan malam selepas pertemuan di Istana Biru.

"Anda berhasil membuat Presiden Lee angkat bicara soal Cheonan," katanya.

Presiden Lee dan seluruh bangsa Korea memang sangat terguncang dengan musibah itu. Lee langsung meninjau operasi pencarian dan bertemu marinir yang ditempatkan di barat Pulau Baengnyeong.

Dengan helikopter, Lee menuju pulau dekat perbatasan Korsel-Korut itu. Kunjungan Lee dimaksudkan untuk menghibur keluarga korban yang menunggu dengan cemas pencarian jasad anggota keluarga mereka. Lee juga memerintah militer agar lebih waspada pasca tenggelamnya Cheonan. Sejak tenggelamnya kapal Cheonan militer diminta benar-benar mempersiapkan diri untuk setiap aktivitas yang dilakukan Korea Utara.

Ketegangan memuncak di semenanjung Korea menyusul insiden itu. Kemungkinan pecah perang baru antar Korea kembali menjadi kekhawatiran dunia. Padahal, Korea Utara memiliki senjata nuklir sebagai pemusnah massal dan rejim di Pyongyang bisa melakukan tindakan tidak terduga.

Namun, kekhawatiran dunia itu bisa diredakan. Menjawab pertanyaan dan pernyataan Mukhlis, Presiden Lee menyatakan tidak akan membalas dendam sekalipun Pyongyang terbukti paling bertanggungjawab atas insiden Cheonan. Perang, menurut Lee, bukan pilihan. Pihaknya membawa kasus ini kepada Dewan Keamanan PBB.

Oleh karena itulah, pemimpin media dari seluruh dunia yang bertemu Presiden Lee, memuji Mukhlis Yusuf. Presiden OANA yang juga Dirut Perum ANTARA itu berhasil menggugah Presiden Lee untuk menyatakan sikapnya yang jelas: tak boleh ada perang lagi di semenanjung Korea.
(A017/B010)

Ada banyak untuk mengerti tentang beita baru. Kami dapat memberi Anda beberapa fakta di atas, namun masih ada banyak lagi untuk menulis tentang di artikel berikutnya.

Thursday, April 22, 2010

Buka-bukaan Mafia Pembalakan Liar di Kalbar

Artikel berikut daftar beberapa sederhana, informatif tips yang akan membantu Anda memiliki pengalaman yang lebih baik dengan beita baru.
Pontianak (ANTARA News) - Putusan bebas, tuntutan yang lemah secara hukum, dan sikap majelis hakim, menjadi bagian dari keresahan Kepala Bidang Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Dinas Kehutanan Provinsi Kalbar, Sunarno, selama melihat proses penanganan kasus-kasus pembalakan liar di provinsi itu. Pria paruh baya yang kerap bicara blak-blakan dengan wartawan ini bahkan yakin di Kalbar ada mafia pembalakan liar dari berbagai kasus yang pernah ditangani hingga pengadilan.

Mafia pembalakan liar ini tidak hanya melibatkan pihak luar, namun juga di internal Kementerian Kehutanan dan aparat penegak hukum lainnya.

"Saya siap buka kembali data-data mengenai kasus-kasus hukum yang terkait pembalakan liar di Kalbar," kata Sunarno kepada wartawan ketika menghadiri pernyataan tiga lembaga swadaya peduli lingkungan Kalbar mengenai dugaan mafia kehutanan di Cafe Tapaz, Pontianak, Rabu (21/4).

Bentuk dukungan Sunarno itu terlihat dari kehadirannya di acara tersebut melalui pemberitahuan tidak resmi para pengurus lembaga tersebut selaku pengundang.

Harapan Sunarno dan aktivis lingkungan hidup lainnya maupun masyarakat Kalbar mengenai penanganan yang adil terhadap kasus-kasus pembalakan liar kembali mencuat setelah ada pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal April sebelum berangkat ke Hanoi, Vietnam.

"Saya percaya ada mafia di illegal logging. Saya minta Satgas (Satgas Pemberantasan Mafia Hukum) harus bisa menjamah itu, untuk mengurangi bahkan menghentikannya," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdana Kusumah, Jakarta, Rabu (7/4).

Menurut Presiden, pemberantasan mafia kasus pembalakan liar sangat penting selain untuk penegakan hukum juga untuk melestarikan hutan dan lingkungan hidup di seluruh wilayah Indonesia.

Sunarno menegaskan, untuk Kalbar ia siap memberi yang terbaik. Berbagai aktivitas penebangan membuat luas lahan kritis di dalam kawasan hutan produksi di Kalbar mencapai dua juta hektare.

"Lahan disebut kritis karena ada aktivitas di dalamnya," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalbar Cornelius Kimha yang juga mantan Bupati Kabupaten Pontianak.

Aktivitas itu seperti pembukaan lahan untuk perkebunan, berladang, dan kebutuhan lainnya.


Sikap Hukum

Yayasan Titian, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia dan Lembaga Lembaga Pengkajian dan Studi Arus Informasi Regional (LPS-AIR) Kalbar pun menduga terdapat mafia dalam kasus pembalakan liar di provinsi itu sehingga banyak terdakwa yang akhirnya dinyatakan bebas.

"Meski kasus kejahatan kehutanan tergolong luar biasa, namun belum ada penanganan kasus yang menciptakan efek jera dan memenuhi rasa keadilan masyarakat Kalbar," kata Direktur Yayasan Titian Yuyun Kurniawan.

Ia mengatakan, perlu ditinjau kembali terhadap berbagai putusan yang "aneh" di bidang kejahatan kehutanan di Kalbar.

Ketiga lembaga ini akan mengumpulkan data mengenai dugaan mafia hukum tersebut sebelum dilaporkan ke Satgas Pemberantasan Mafia Hukum. Mereka juga akan memanfaatkan momentum Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April.

Salah satu kasus yang menarik perhatian adalah vonis yang dijatuhkan majelis hakim terhadap Tian Hartono alias Buntia. Buntia merupakan Direktur PT Rimba Kapuas Lestari (RKL) yang ada di kawasan Hutan Lindung Lubuk Lintang, Kabupaten Sintang. Kasus ini mencuat tahun 2006.

Investigasi Dinas Kehutanan Kalbar menemukan jalan angkutan kayu atas nama PT RKL yang masuk ke dalam kawasan hutan lindung sepanjang 11.337,5 meter terdiri jalan utama 8.820 meter dan jalan cabang 2.517 meter.

Selain itu, ada tonggak kayu bekas tebangan di atas lahan seluas sekitar 140 hektare serta 1.365 pohon dengan perkiraan volume tegakan 10.600 meter kubik.

Jika Anda tidak memiliki rincian yang akurat mengenai beita baru, maka Anda mungkin bisa membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.

Buntia diancam berlapis dengan UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Tuntutan utama melakukan penebangan tanpa izin yang sah dari pejabat yang berwenang. Sedangkan tuntutan kedua Buntia telah memasukkan peralatan berat ke dalam kawasan hutan lindung yang tidak memenuhi keputusan Menteri Kehutanan. Jaksa meminta majelis menjatuhkan vonis 10 tahun penjara dan denda Rp2 miliar.

Majelis hakim di Pengadilan Negeri Pontianak menyatakan Buntia tidak bersalah dalam penebangan tanpa izin, melainkan terbukti membawa alat ke hutan lindung. Hakim menjatuhkan vonis dua tahun penjara kepada Buntia dan denda Rp1 miliar dengan subsider empat bulan kurungan.

Namun Pengadilan Tinggi Kalbar mengurangi vonis itu menjadi hukuman penjara satu tahun, dan denda Rp500 juta. Sementara Mahkamah Agung akhirnya memvonis bebas Buntia dari segala tuntutan.

Kasus lain yang menarik perhatian masyarakat di antaranya Prasetyo Gow alias Asong yang divonis bebas majelis hakim Pengadilan Tinggi Kalbar. Ng Tung Peng alias Apeng, warga negara Malaysia yang hingga kini masih dalam daftar pencarian orang.

Selain itu ada lagi vonis bebas bersyarat terhadap M Sun`an dan Syaiful di tingkat pengadilan negeri serta Bupati Kapuas Hulu dalam kasus korupsi dana provisi sumber daya hutan dan dana reboisasi.


Pengalaman Bersaksi

Sunarno mempunyai pengalaman tersendiri terhadap sejumlah kasus pembalakan liar di Kalbar yang ditangani penegak hukum.

Ia mencontohkan kasus Buntia. Keterangan di persidangan dari beberapa saksi terkesan aneh dan menggelikan baginya. "Ada petugas di dinas yang berpengalaman dengan peta hutan. Tetapi ketika ditunjukkan mengenai tapal batas, lalu bersaksi bahwa status batas yang dipermasalahkan dalam kasus Buntia, tidak jelas," kata Sunarno.

Selain itu, selama di persidangan hakim terkesan berpihak ke satu sisi saja. Saksi yang meringankan juga dari pihak konsultan yang pemahamannya tentang aturan kehutanan, kurang.

"Sebenarnya ada bukti otentik dari PT RKL yang secara tertulis menjelaskan mereka tidak menebang di Bukit Paku, tetapi di bukit lain yang masuk kawasan hutan lindung," katanya.

Pemeriksaan di lapangan juga menunjukkan ada kesalahan dari PT RKL dalam mengelola lahan di kawasan itu. Ia juga masih terheran-heran bahwa Buntia selaku terdakwa memiliki surat dari pejabat setingkat Dirjen di Kementerian Kehutanan kepada Menteri Kehutanan yang sifatnya rahasia.

"Saya menduga ini melibatkan orang dalam di lingkup kehutanan," kata Sunarno.

Majelis hakim yang menangani perkara Buntia di Pengadilan Negeri Pontianak mulanya diketuai D Tuwa Togu dengan anggota U Simangunsong dan Pangeran Napitupulu. Mulanya Sunarno yakin kepemimpinan D Tuwa Togu dapat membawa Buntia ke penjara dalam jangka waktu lama.

Namun di tengah masa persidangan, D Tuwa Togu dan Pangeran Napitupulu, pindah.

Buntia yang selama persidangan dikenai tahanan kota masih bisa pergi pulang ke Jakarta dari Pontianak. Sunarno juga mengungkapkan Buntia pernah satu pesawat dengan salah seorang jaksa yang menangani perkara itu menuju Jakarta.

Prasetyo Gow alias Asong yang tersangkut kasus seribu kubik kayu yang diangkut menggunakan dua kapal di Kabupaten Ketapang. Kayu yang diangkut tidak mempunyai Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan (SKSHH). "Ada staf di Dishut yang dapat menyediakan dokumen kayu itu sesudahnya. Itu tidak boleh," kata dia.

Satu minggu setelah vonis terhadap Buntia, ia mendapat informasi kalau hakim, jaksa bertemu dengan kerabat Buntia di satu meja.

Sedangkan di Kabupaten Sintang ada perkara dengan terdakwa Rudy karena kepemilikan kapal pembawa kayu tanpa izin. Majelis hakim kemudian memutuskan barang bukti berupa kapal dan kayu untuk dikelola Rudy.

Ia sepakat bahwa tidak mudah untuk membasmi mafia kasus pembalakan liar.

"Tapi kalau mau ditelusuri, sebenarnya sangat mudah. Tergantung niat untuk memberantas, sampai mana," demikian Sunarno. (T011/K004)

Tidak ada salahnya untuk menjadi baik dengan teknologi informasi pada beita baru. Bandingkan apa yang telah Anda pelajari di sini untuk artikel masa depan sehingga Anda dapat tetap waspada terhadap perubahan di daerah dari beita baru.

Lindungi Pesut Mahakam

Yang terbaik untuk mengambil tindakan kadang-kadang tidak jelas sampai Anda telah terdaftar dan dianggap sebagai alternatif Anda. Paragraf berikut akan membantu Anda dalam petunjuk untuk apa yang menurut para pakar signifikan.
Samarinda (ANTARA News) - Era 1970an mungkin zaman terindah bagi warga Bulungan, Kalimantan Timur, karena saat itu mereka masih kerap menyaksikan Pesut Mahakam yang disebut mereka "Ikan Lumut" dan kini dikategorikan satwa langka itu berenang bergerombol di tengah Sungai Kayan. Mamalia sungai itu muncul dalam formasi unik sambil menyemburkan air dari belakang kepalanya.

Di era yang sama, warga Samarinda juga acap melihat kawanan satwa pemalu itu di tengah Sungai Mahakam, khususnya pagi atau sore mendekati waktu salat magrib.

Warga yang hendak berwudhu untuk salat Magrib di Masjid Tua (kini Masjid Raya Darussalam) di tepi Mahakam (kini Jalan Gajah Mada) sering melihat tiga atau lima ekor Pesut Mahakam bercanda sambil menyemburkan air dari puggungnya.

Mamalia bernama Latin Orcaella brevirostris itu berenang dalam formasi menarik, biasanya terdiri dari tiga atau lima ekor.

Kala itu, air Sungai Mahakam sangat jernih karena tak ada pencemaran, sedangkan hutan-hutan di pedalaman belum dibabat habis-habisan seperti tahun-tahun belakangan ini.

Puluhan tahun kemudian, Sungai Mahakam berubah bagai kanal raksasa untuk mengalirkan limbah dari puluhan perusahaan kayu, lem, dan batu bara sehingga air sungai pun berubah coklat kehitaman.

Lain hal, kawasan Sungai Mahakam yang tadinya hening berubah sangat bising oleh deru mesin kapal berbahan bakar bensin dan solar, sementara oli membuat air sungai kian parah tercemar.

Perubahan ekosistem ini mempengaruhi Pesut Mahakam yang akhirnya makin masuk ke pedalaman Mahakam yang kini wilayah Kutai Kartanegara, untuk mencari tempat hidup lebih tenang.

Namun kehidupan pesut-pesut kian terdesak oleh terus menurunnya kualitas alam pedalaman Mahakam, diantaranya oleh banjir beruntun, termasuk pertengahan April ini.

Padahal dulu, banjir hanya terjadi setiap 5-10 tahun sekali, tetapi kini setiap tahun, bahkan berkali-kali dalam setahun.

Selama 2009 banjir besar tiga kali melanda kawasan pedalaman yang membuktikan sungai mengalami pendangkalan dan erosi yang demikian dahsyat, akibat lahan gundul di pedalaman pulau Kalimantan itu.

Kehidupan Pesut Mahakam pun menjadi sangat terancam karena habitatnya terus-terusan didesak oleh alam yang mengalami degradasi akibat ulah manusia. Tidak itu saja, sumber makanan satwa langka yang seharusnya menjadi kekayaan nasional itu kian menipis.

Keliru

Pesut Mahakam mungkin akan segera punah dan kenyarispunahannya mirip musnahnya Harimau Tasmania (Thylacine cynophalus) di Pulau Tasmaniam, Australia.

Harimau Tasmania hilang dari dataran Australia karena berubahnya ekosistem alam setelah kehadiran imigran yang masif di benua itu.

Menurut para ahli, kira-kira 3.300 tahun silam, karnivora berkantong (marsupial) hidup di Australia dan Papua Nugini. Kemudian, sekitar 2.200 tahun lalu, harimau yang tubuhnya mirip anjing itu hilang dari kedua daratan itu, kecuali Kepulauan Van Diemen alias Tasmania.

Pada 1880an, para imigran yang sebagian menjadi petani itu memburu binatang itu karena dianggap hama terhadap ternak mereka.

Dalam tujuh dekade, hewan itu hilang dari peredaran dan terakhir dikabarkan mati pada 1936. Sejak itu orang tidak pernah lagi melihat satwa unik tersebut.

Kini, nasib serupa mungkin akan segera menimpa Pesut Mahakam, ribuan kilometer dari Pulau Tasmania.

Jika itu terjadi, maka kedua satwa angka itu punah karena sama-sama tersingkir oleh kian padatnya pemukiman manusia.

Dengan karunia besarnya yang diberikan Tuhan berupa akal dan pikiran, manusia memang justru kerap menjadi perusak alam paling hebat, antara lain menangkap ikan dengan racun yang malah mencemari para penghuni sungai, termasuk Pesut Mahakam.

Berdasarkan kajian ahli, ada anggapan keliru bahwa tiga danau besar di pedalaman Kalimantan Timur adalah habiat Pesut Mahakam. Keliru, karena tiga danau besar itu --Danau Malintang (11.000 Ha), Danau Semayang (13.000 Ha) dan Danau Jempang (15.000 Ha)-- terlalu dangkal bagi Pesut Mahakam.

Waktu terbaik untuk belajar tentang beita baru adalah sebelum Anda berada di tengah-tengah hal. Bijaksana pembaca akan terus membaca untuk mendapatkan yang berharga beita baru pengalaman selagi masih gratis.

Bahkan, di musim kemarau danau-danau itu berubah menjadi rawa, padahal Pesut Mahakam dewasa yang berbobot 1-1,5 kuintal pun hanya bisa hidup di perairan berkedalaman 9-12 meter.

Lain dari itu, mamalia ini rakus mengonsumsi makanan, khususnya udang dan ikan, padahal rawa tak mungkin menyediakannya.

Daniella Kreb, peneliti Belanda, memperkirakan populasi mamalia menyerupai lumba-lumba itu itu berjumlah 50 ekor. Asumsi itu didasarkan pada pola kemunculan pesut.

Kreb meyakini Sungai Kedang Pahu justru menjadi zona paling disukai Pesut Mahakam karena kedalamannya sesuai, lalu-lintas sungai tidak begitu ramai, tingkat pencemaran rendah, dan pasokan makanan agak melimpah.

Ironi

Tapi ada kabar menggembirakan. Belum lama ini, dua penemuan membuktikan Pesut Mahakam tidak hanya hidup di Sungai Mahakam, Sungai Irawady dan Sungai Mekong, namun juga pesisir Balikpapan dan Sungai Sesayap di Kalimantan Timur.

Tim survei dari Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, Kalimantan Timur, dua tahun lalu menemukan pesut di Sungai Sesayap, Kabupaten Tanah Tidung, untuk pertama kalinya.

Kepala Balai TNKM, IGNN Sutedja yang memimpin survei mengaku timnya berhasil merekam tujuh ekor pesut dalam bentuk foto dan video pada 10-12 Januari 2008.

Pada Agustus 2007, mereka melihat sekitar 11 ekor Pesut Mahakam muncul.

Rekaman pertama dibuat pukul 10.11 WITA. Saat itu, di hulu sungai, Pesut Mahakam muda muncul ke permukaan dengan dua kali melakukan loncatan kecil sehingga bagian punggung dan sirip atasnya terekam kamera.

Sore harinya, pukul 16.00 WITA, enam pesut lainnya terekam di hilir sungai.

Keberadaan pesut di Sungai Sesayap sebenarnya telah lama diketahui penduduk setempat yang menyebutnya "Lamud" yang artinya lumba-lumba dalam bahasa Suku Tidung.

Tak hanya mengetahui, pesut sudah lama melegenda di masyarakat Tidung. Haji Mustofa, tokoh masyarakat Tidung di Kecamatan Sesayap, bercerita, Lamud adalah manusia yang menjadi "ikan".

Selain Sungai Sesayap, Pesut juga dipergoki beberapa peneliti satwa liar di pesisir Balikpapan.

Mengutip Yayasan Konservasi RASI tahun 20005, penemuan ini mengejutkan karena pesut diyakini hanya hidup di air tawar, bukan air payau atau laut.

Para peneliti yakin itu bukan lumba-lumba karena moncongnya pendek, tidak panjang seperti lumba-lumba.

Seperti halnya warga sekitar Sungai Sesayap, masyarakat Sungai Mahakam juga percaya bahwa pesut berasal dari manusia dan tak boleh ditangkap, apalagi dimakan.

Namun, mitos itu tidak mampu melindungi pestu, karena harus bersaing keras dengan manusia yang semakin rakus mengekploitasi alam.

Pada 2002, IUCN (International Union for Conservation of Nature) memberi status Critically Endangared (terancam punah) pada Pesut Mahakam, sementara CITES (Convention on International Trade in Endangered Species) menempatkannya di "Appendix 1" atau tidak boleh diperdagangkan.

Faktanya, Pesut Mahakam tetap diburu untuk dibisniskan, diantaranya guna memenuhi permintaan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta.

Sebagian manusia agaknya berpikir terlalu ekonomis dan gampangan, padahal adalah amat penting mempertahankan pesut ada di habitatnya aslinya.

Ironisnya, Pemprov Kalimantan Timur, Pemkot Samarinda dan Pemkab Kutai Kartanegara malah seolah berlomba membangun tugu dan patung pesut bernilai sampai miliaran rupiah, namun dalam beberapa tahun ini tidak ada dana yang dialokasikan untuk menyelamatkan dan melestarikan Pesut Mahakam. (*)
end IO14/AR09

Hari akan tiba ketika Anda dapat menggunakan sesuatu yang Anda baca di sini untuk memiliki dampak yang menguntungkan. Kemudian Anda akan senang Anda meluangkan waktu untuk mempelajari lebih lanjut tentang beita baru.

Saturday, April 17, 2010

Wasiat Pak Noer

Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah apa yang Anda ketahui tentang beita baru akurat? Perhatikan paragraf berikut dan bandingkan apa yang Anda ketahui untuk info terbaru pada beita baru.
Surabaya (ANTARA News) - "Kelak, jika meninggal, beliau ingin jenazahnya dilewatkan Suramadu (Jembatan Surabaya-Madura)," kata Prof dr Syaifuddin Noer, Sp.BP, putra ketiga Raden Panji H.M. Noer (Pak Noer) di rumah duka Jalan Anwari Nomor 11, Surabaya. Agaknya, mantan Gubernur Jawa Timur yang meninggal dunia dalam usia ke-92 di Rumah Sakit Darmo, Surabaya pada Jumat (16/4/2010) sekitar pukul 08.50 WIB itu, memiliki peran khusus terkait DENGAN Jembatan Suramadu.

Gubernur Jatim periode 1967-1976 asal Sampang, Madura yang pernah menjadi Duta Besar RI di Prancis itu, sempat melintasi jembatan sepanjang 5.438 meter yang menelan dana sekitar Rp4,5 triliun itu pada 26 Mei lalu.

"Saya bangga, karena jembatan itu adalah mimpi saya sejak saya menjabat pamong di Bangkalan pada tahun 1950-an. Saat itu, saya ingin monopoli sarana transportasi dihapus dari Madura," tutur Pak Noer, waktu itu.

Putra kelahiran Sampang, Madura pada 13 Januari 1918 itu mengemukakan hal itu setelah pertemuan Dewan Pembangunan Madura (DPM) yang dihadiri 11 pengurus DPM di Surabaya pada 1 Juni 2009.

Ketua Dewan Pembina DPM itu merasakan kereta api dan bus yang melintasi Madura saat itu melakukan monopoli, karena itu ia memimpikan adanya jembatan melintasi Selat Madura yang akan mengurangi monopoli itu.

"Penghapusan monopoli itu sempat saya usulkan ke pusat, sehingga pemerintah pusat akhirnya mengizinkan tambahan kapal feri jalur Kamal-Ujung, tapi akhirnya dipindahkan ke Kamal-Perak, karena jalur Ujung itu milik TNI AL yang terbatas waktu penggunaannya," ucapnya.

Masalahnya, kata penerima penghargaan bintang gerilyawan, satya lencana perang kemerdekaan I dan II, tanda kehormatan bintang maha putra utama III, dan "odre national du marite" dari pemerintah Prancis itu, kapal feri itu harus menjalani revisi secara periodik.

"Jadi, jembatan yang menghubungkan Surabaya - Madura merupakan alternatif. Akhirnya, Pak Harto memanggil Pak Habibie yang ada di Jerman untuk kembali ke Indonesia. Saat itu, Pak Habibie menggagas tiga jembatan (tri nusa bima sakti) yakni Jawa-Sumatra, Jawa-Bali, dan Jawa-Madura," ujarnya.

Oleh karena itu, Pak Harto-lah yang mengeluarkan Keppres 55/1990 tentang Suramadu dan Pak Habibie yang menggantikan Pak Harto akhirnya melanjutkan Keppres 55/1990 dengan membuat desain.

Agaknya, wasiat tentang Jembatan Suramadu itu erat kaitannya dengan peran Pak Noer yang pernah menjadi bupati di Bangkalan dan Sampang itu dalam mewujudkan jembatan yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 10 Juni 2009.

Bagi Pak Noer yang meninggalkan seorang istri, delapan anak, 21 cucu, dan enam cicit itu, Pak Harto-lah yang mengeluarkan Keppres Suramadu, Pak Habibie yang membuat desain, Bu Megawati yang pertama kali memancangkan tiang pancang, Gus Dur yang melapangkan pembangunannya, dan SBY yang meresmikan.

Namun, mimpi Pak Noer tentang Jembatan Suramadu itu tak semudah membalik tangan, karena para ulama di Madura sempat memprotesnya.

"Pembangunan Jembatan Suramadu memang sempat diprotes para ulama Madura, karena mereka menginginkan Jembatan Suramadu tidak menjadi pintu bagi masuknya kemaksiatan ke Pulau Garam," kata anggota DPM lainnya, HR Ali Badri Z.



Tapi, Pak Noer justru sepakat bahwa pembangunan `yes` dan maksiat `no`, karena itu Pak Noer di akhir hayatnya meminta pengelolaan jembatan dan kawasan industri yang ada di sekitar jembatan tetap melibatkan pemerintah provinsi dan daerah.

"Permintaan itu terkait harapan Pak Noer supaya orang Madura sendiri dapat mengendalikan hal-hal yang tak diinginkan masyarakat Madura," katanya.

Kini, Pak Noer yang menggagas Jembatan Suramadu itu telah berpulang ke Rahmatullah.

"Banyak masyarakat yang kehilangan beliau, karena beliau telah melakukan banyak hal untuk kemajuan masyarakat Madura dan Jawa Timur," kata Ketua Takmir Masjid Raudlah Arrohmah, Bangkalan, KH Imam Buchori Cholil.

Agaknya, pandangan tokoh masyarakat Madura itu tidak berlebihan, karena Pak Noer merupakan sosok pemimpin yang banyak memikirkan masyarakat.

Paling tidak, Jembatan Suramadu dan kebiasaan "turba" (turun ke bawah) untuk menemui masyarakat saat menjadi bupati, gubernur, dan bahkan saat pensiun merupakan "wasiat" Pak Noer bahwa pemimpin harus banyak memikirkan rakyatnya.

Kalangan Bupati, DPRD dan masyarakat di Pulau Garam menghendaki Jembatan Suramadu diberi nama (mengabadikan) nama Mantan Gubernur Jatim tersebut, merupakan wujud kecintaan dan penghormatan atas kedikasi dan prestasi Raden Panji HM Noer.

Kecintaan masyarakat Madura itu juga terwujud tatkala reformasi bergulir, di mana berbondong-bondong daerah memecahkan diri membentuk provinsi atau kabupaten maupun kota baru.

Begitu tokoh masyarakat Madura "latah" ingin memisahkan diri dari Jatim dengan membentuk provinsi baru, hanya Pak Noer-lah yang mampu meredamnya. Saat itu, Pak Noer langsung mengumpulkan tokoh dan ulama Madura dan "memarahi" mereka.

Pak Noer waktu itu berkata "Madura itu selama ini masih disubsidi Jawa (Jatim) dalam hal perekonomian (tergantung). Kalau jadi provinsi sendiri, bisa hidup dari mana?"

Begitu cintanya masyarakat Jatim, khususnya Madura terhadap Pak Noer, sehingga timbul "ungkapan" Gubernur Jatim itu Pak Noer, sedangkan yang gubernur berikutnya adalah yang menggantikannya.

Gubernur Jatim, Soekarwo akan menyampaikan usulan kepada pemerintah pusat, supaya Jembatan Suramadu diberi nama HM Noer.

"Kita kehilangkan tokoh yang meletakkan pondasi pembangunan Jatim. Selamat jalan Pak Noer," ujar Soekarwo yang memerintahkan jajaran Pemprov Jatim mengibarkan bendera Merah Putih setengah tiang.

(L.E011*C004/B/H-KWR/R009)

Mengetahui cukup tentang beita baru untuk membuat padat, pilihan informasi pemotongan di atas faktor ketakutan. Jika Anda menerapkan apa yang baru saja Anda pelajari tentang beita baru, Anda seharusnya tidak perlu khawatir.

Sunday, April 11, 2010

Memoar Orang Kalah

Yang terbaik untuk mengambil tindakan kadang-kadang tidak jelas sampai Anda telah terdaftar dan dianggap sebagai alternatif Anda. Paragraf berikut akan membantu Anda dalam petunjuk untuk apa yang menurut para pakar signifikan.
Jakarta (ANTARA News) - Apakah orang kalah harus mempertanggungjawabkan kekalahannya? Ini pertanyaan mendasar di dunia politik kita sekarang.

Faktanya, hanya sedikit partai politik atau elite politik yang bersedia mempertanggungjawaban kekalahannya kepada masyarakat.

Jangankan bertanggungjawab, mengucapkan terimakasih kepada konstituen pemilihnya dan meminta maaf karena pilihan itu tidak membuatnya menang pun, merupakan barang langka.

Ucapan terimakasih kasih datang dari mereka yang menang, tak jarang disampaikan dengan pesta megah nan meriah. Rakyat lalu mengelu-elukannya.

Sebaliknya, yang kalah sulit menerima kekalahan, meski sebelum pemilu mereka dengan gagah berjanji siap menang siap kalah.

Di bawah kondisi itu, ada seorang politisi muda yang menentang tradisi itu dengan membuat buku dan menyampaikan pertanggunjawabannya atas tiga kekalahan yang dialaminya dan partainya.

Anak muda itu Indra Jaya Piliang. Dia anak orang biasa yang lahir 19 April 1972 di Kampuang Perak, Pariaman, Sumatera Barat. Sebelum kuliah, dia adalah penjual sate padang di Jalan Kunir, Jakarta Kota. Dia sempat menjadi pesuruh di CSIS sebelum akhirnya menjadi salah satu peneliti di lembaga pengkajian terkemuka itu.

Indra menyampaikan pertanggungjawabannya atas kekalahan pada pemilihan anggota DPR RI 9 April 2009, pemilihan presiden dan wakil presiden 8 Juli 2009, dan pemilihan ketua umum Partai Golkar 7 Oktober 2009.

Indra tidak terpilih menjadi anggota DPR RI dari daerah kelahirannya, Sumatera Barat). Dia juga kalah seiring kalahnya JK-Wiranto dalam pemilihan presiden dan wakil presiden lalu. Selain pendukung setia pasangan itu, Indra adalah salah satu juru bicara dan juru debat di sejumlah forum bagi pasangan itu selama kampanye. Terakhir dia kalah ketika mengusung Yuddy Chrisnandi menjadi ketua umum Partai Golkar.

Indra menulis pertanggungjawabannya itu dalam buku setebal 568 halaman berjudul "Mengalir Meniti Ombak, Memoar Kritis Tiga Kekalahan", terbitan Ombak, Yogyakarta, 2010.

Dia memberi alasan mengapa menggunakan kata mengalir, meniti dan ombak untuk judul bukunya. Dia juga memberi alasan mengapa memoar itu ditulis ringan, tidak berat seperti penulisan sejarah yang menjadi bidang studinya saat menempuh kesarjanaannya di Universitas Indonesia.

Di buku bersampul biru muda, berlatar ombak dan foto wajah dominan agak narsis itu, Indra menuliskan perjalanan hidupnya, sejak lahir, kemudian menempuh pendikan dasarnya hingga SMA di Pariaman, lalu berkuliah di jurusan Sejarah, UI.

Dia kemudian bekerja di CSIS sebagai analis politik, dan akhirnya terjun ke politik praktis sebagai politikus Partai Golkar.

Indra menyajikan banyak fakta dan data dalam bukunya, termasuk klarifikasi atas "selebaran gelap" berisituduhan isteri Boediono (waktu itu cawapres) beragama Katolik.

Indra menjawab tuduhan keterlibatan pasangan JK-Wiranto dalam tuduhan itu dengan memuat kronologi peristiwa dan membeberkan bahwa selebaran itu adalah kopian Tabloid Indonesia Monitor.

Kopian berita itu adalah isiwawancara media itu dengan Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia Habib Hussein Al-Habsyi yang dimuat di halaman 6 edisi 3-9 Juni 2009 majalah itu dan wawancara dengan Prof. Dr. Suparman, Direktur Pascasarjana Universitas Tarumanegara di halaman 7 dalam judul "Dia Kejawen, Standarnya Beda".

Dari sekian detil di buku ini, ternyata banyak detil yang tidak dimuat Indra, seperti latar belakang lahirnya slogan "Lebih Cepat, Lebih Baik."

Indra sempat berkilah yang layak menjelaskan itu adalah Jusuf Kalla sendiri, tapi karena Kalla tidak menghadiri peluncuran kedua buka Indra --satunya lagi "Bouraq-Singa Kontra Garuda, Pengaruh Sistem Lambang Dalam Separatisme GAM Terhadap RI"-- dia pun akhirnya menjelaskannya.

Slogan JK-Wiranto itu muncul setelah Jusuf Kalla menjalani operasi di luar negeri karena dia sering mengalami migren.

Pikirkan tentang apa yang telah Anda baca sejauh ini. Apakah itu memperkuat apa yang telah Anda ketahui tentang beita baru? Atau ada sesuatu yang sama sekali baru? Bagaimana dengan sisa paragraf?

Setelah menjalani operasi, kata Indra, JK muncul dengan ide-ide cemerlang, termasuk slogan "Lebih Cepat, Lebih Baik" yang kini banyak digunakan orang untuk mendorong seseorang atau sekelompok orang tidak menunda pekerjaan.

Dana kampanye

Ada lagi yang tidak dimuat Indra, tetapi dibeberkannya saat peluncuran kedua bukunya, yakni pertanggungjawaban keuangan.

Menurutnya, KPK seharusnya mempertanyakan dana kampanye para mantan calon anggota DPR, DRPD, DPD dan partai-partai yang kalah.

Namun, apa menariknya membahas kaum yang kalah. Tidak ada hegemoni yang digugat dan tak ada kekuasaan yang harus dijatuhkan dari mereka. Bahasa gaulnya "tidak seksi" karena masyarakat tak menaruh perhatian kepada mereka lagi.

Indra lain. Dia menyebut mereka, sang politisi kalah itu, telah belajar bagaimana menyiasati perundang-undangan tentang pengumpulan dan penggunaan dana kampanye.

Indra sendiri mengaku telah menghabiskan Rp1 miliar untuk kampanye pemilihan anggota DPR RI. 30 persen dari dana kampanye itu diantaranya berasal dari uang pensiunnya sebagai analis politik CSIS. Sisanya, dia dapatkan dari sumbangan pengusaha, pejabat gubernur, bupati dan wakilnya, pengusaha, aktivis, sesama politisi, juga mahasiswa.

Dengan bangga dia menyebutkan sumbangan dari seorang mahasiswa yang hanya Rp250.000, senilai satu spanduk.

Menurutnya, politisi itu selayaknya disumbang konstituennya, bukan memberi sumbangan kepada konstituen agar memilihnya saat pemilu.

Loginya begini, jika politisi memberi sesuatu pada konstituen saat kampanye, maka yang terjadi adalah suburnya praktik politik uang dan ketika berkuasa politisi itu akan berusaha keras mengembalikan dana yang dikeluarkannya itu. Peluang berkorupsi pun menjadi tak terhindarkan.

Apa manfaat memoar kekalahan seorang Indra Jaya Piliang? Dia setidaknya memberi inspirasi dan pelajaran dalam perpolitikan Indonesia. Dan dia menyampaikan pelajaran itu dalam bahasa ringan yang tidak membosankan, dengan data primer yang lengkap.

Simaklah kata-kata Rizal Ramli, mantan aktivis yang pernah masuk penjara di era rezim Soeharto, mengenai buku ini.

Indra adalah sosok yang luar biasa, katanya. Hanya sedikit politisi sekarang yang menyempatkan diri menulis di saat terjebak rutinitas berjuang memenangkan diri sendiri dan partainya.

Rizal mengritik aktivis Partai Golkar yang terpilih menjadi anggota DPR karena seharusnya merekalah yang menulis pertanggungjawaban itu kepada publik.

Kendati begitu, Rizal senang, kemampuan menulis Indra bisa membawanya menjadi novelis yang mencatat peristiwa dan menyajikanya dalam buku yang enak dibaca, meskipun tidak terpilih jadi anggota DPR

Bagi seorang aktivis atau tokoh pergerakan, kemampuan menulis diperlukan untuk menuangkan buah fikiran untuk menganjurkan perubahan karena seseorang tidak cukup diberi label aktivis dari berdemo semata.

Praksis pergerakan, kata Rizal, tidak cukup hanya berfikir lalu berdiskusi sampai pagi. Dibutuhkan sebuah tindakan agar cita-cita yang diinginkan menjadi kenyataan.

Setiap orang selayaknya tetap menuliskan rasa dan buah fikirannya, meskipun mereka itu kalangan yang kalah. Dan tulisan Indra seakan menggugat bahwa sejarah tidak hanya ditulis oleh mereka yang menang.

Kekalahan sesungguhnya adalah kemenangan yang tertunda. Oleh karena itu, setiap orang harus belajar dari kekalahannya, untuk meraih kemenangan di medan pertarungan berikutnya.

E007/AR09

Tentu saja, tidak mungkin untuk meletakkan segala sesuatu tentang beita baru menjadi hanya satu artikel. Tetapi Anda tidak dapat menyangkal bahwa Anda baru saja menambahkan pemahaman Anda tentang beita baru, dan itu menghabiskan waktu dengan baik.

Telaah --- Melibatkan Rakyat Dalam Program dan Gerakan Anti-Teror

Dalam dunia sekarang ini, tampaknya hampir semua topik terbuka untuk diperdebatkan. Sementara aku sedang mengumpulkan fakta-fakta untuk artikel ini, saya cukup terkejut menemukan beberapa masalah saya kira diselesaikan sebenarnya masih dibahas secara terbuka.
Jakarta (ANTARA News) -Berbagai Latihan Gabungan (Latgab) Penanggulangan Teror TNI-Polri di Indonesia dan Latgabma œDarsasa 7AB Indonesia-Malaysia di Selat Malaka serta eksisnya Desk Anti-teror Kantor Menko Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) plus berbagai keberhasilan Polri menumpas para teroris merupakan suatu prestasi nasional Indonesia yang harus diapresiasi dan ditindaklanjuti dalam kerangka besar menangkal dan mengantisipasi datangnya semua ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan terhadap bangsa dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Latihan gabungan bersama (Latgabma) darat, samudera dan angkasa (Darsasa) ketujuh itu melibatkan mata angkatan darat (AD), laut (AL) maupun udara (AU) Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) yang secara umum bertujuan mencegah aksi terorisme di kedua negara, terutama di wilayah Selat Malaka. Darsasa dimulai secara berkesinambungan melibatkan TNI dan ATM sejak 1984.

Darsasa AB7/2010 secara khusus membentuk satuan tugas bersama anti-terorisme (Combined Joint Task Force " Counter Terrorist). Oleh karena itu, selain melibatkan tentara darat, laut dan udara kedua negara, latgabma kali ini juga mengikuterstakan pasukan khusus masing-masing negara.

Ekspose media massa tentang berbagai prestasi dan eksistensi tersebut merupakan sisi positif dari upaya bangsa Indonesia menangkal ancaman bahaya dan serangan teroris. Namun dapat pula dimaklumi masih munculnya sisi negatif ekspose media massa yang dari sudut TNI dan Polri sebenarnya merupakan hal yang amat mendasar dan bisa dihindarkan untuk tidak terjadi.

Sebuah media cetak nasional di Jakarta menyebutkan adanya kejanggalan dalam sebuah Latgab Penaggulangan teror di sebuah tempat umum karena œaktor si pelaku aksi teror atau teroris (dalam skenario latgab) lupa dibangunkan dan berada pada posisi tertidur meskipun episode skenario latgab telah berganti.

Liputan sebuah stasiun TV di Jakarta juga menayangkan wajah-wajah ceria dan tersenyum orang atau rakyat yang dilibatkan sebagai unsur œpublik dalam skenario latgab yang tidak menggambarkan wajah dan suasana panik atau ketakutan.

Dua catatan tadi memberikan gambaran kepada kita unsur aparat TNI dan Polri serta implementasi program latgab itu begitu menonjol dan nyaris sempurna di lapangan, tetapi meninggalkan kesan bahwa rakyat atau publik yang masuk dalam skenario latgab belum diprogram secara intensif sebagaimana halnya anggota TNI-Polri telah disiapkan untuk dilibatkan dalam latgab tersebut. Rakyat atau publik hanya menjadi figuran dan unsur pelengkap skenario yang dalam skenario hanya berperan pasif. Rakyat belum dilibatkan secara aktif dan terprogram dalam latgab penanggulangan teror.

Padahal, rakyat atau publik sebenarnya punya andil dalam keberhasilan Polri menumpas para teroris dari Malang (Jawa Timur), Temanggung (Jawa Tengah), Bekasi dan Pamulang (Jakarta) sampai Aceh. Semua fakta media massa menunjukkan rakyat punya peran dan kontribusi dengan memberi informasi awal yang kemudian dikembangkan sebagai pengamatan dan pengintaian serta berujung pada aksi penangkapan.

Karena itu, rakyat pantas diberi hadiah yang telah memberikan informasi awal, bahkan telah melakukan pengamatan awal tentang gerak gerik teroris di skeitar lingkungan tempat tinggal rakyat dan secara jujur bukan hanya polisi yang pantas dan berhak diberi hadiah uang dan menikmati kenaikan pangkat luar biasa. Rakyat juga pantas dan berhak atas hadiah dan penghargaan karena kontribusi informasi awal dan pengamatan yang dilakukan rakyat dan disampaikan pada Polri/TNI.

Dalam pemahaman di mana TNI memiliki jatidiri sebagai tentara profesional, tentara pejuang dan tentara rakyat, sebenarnya soal pelibatan atau aktivasi rakyat dalam program atau gerakan penanggulangan teror yang melibatkan TNI merupakan hal yang sudah melekat dengan sendirinya atau mengekspresikan manunggalnya TNI dengan rakyat.

Jika Anda beita baru fakta adalah out-of-date, bagaimana itu mempengaruhi tindakan dan keputusan Anda? Pastikan Anda tidak membiarkan penting beita baru informasi slip oleh Anda.

Konsepsinya, rakyat harus dan perlu dilibatkan atau diaktivasi dalam latgab atau operasi anti-teror, paling tidak latgab tidak boleh tanpa melibatkan rakyat.

Mengapa? Karena, pertama dalam sejarah Perang Kemerdekaan, TNI dan rakyat selalu bahu membahu menghadapi pasukan kolonial. Kedua, TNI berasal dari rakyat di mana Tentara Rakyat Indonesia (TRI) muncul sebagai cikal bakal TNI. Ketiga, adanya Sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta (Hankamrata) merupakan bukti bahwa rakyat adalah dasar kekuatan TNI. Dasar kekuatan sistem hankamrata bertumpu pada jumlah rakyat Indonesia yang besar dan bukan bertumpu pada kekuatan alat utama sistem senjata(alutsista) kita yang terbatas.

Keempat, rakyat sebagai pembayar pajak adalah sumber pembiayaan pengadaan Alutsista yang harusnya ditempatkan sebagai subyek/pokok, bukan Obyek atau pelengkap dalam latgab atau gerakan anti-teror.

Banyak bukti di mana rakyat hanya menjadi embel-embel saja. Misalnya, sebutan Lembaga Rakyat, Kepentingan Rakyat, Demi Rakyat dan Suara Rakyat semuanya memang menggunakan nama dan sebutan rakyat, tetapi faktanya rakyat juga yang jadi pelengkap penderita atau pihak yang paling menderita sebagai korban, sasaran, bahkan dijadikan bagian untuk menutupi karakter teroris.

Dalam latgab atau gerakan anti-teror mendatang, TNI dan Polri serta Desk Antiteror sudah saatnya mengubah pola latgab karena beberapa pertimbangan khusus. Pertama, pemilihan/penentuan lokasi latgab perlu dilakukan bukan hanya di kawasan perkotaan dan tempat publik strategis saja, tetapi juga memprioritaskan kawasan pedesaan, daerah terpencil dan kota kecil yang sudah terbukti menjadi œsarang atau safe-house para pelaku teror atau teroris.

Kedua, mengaktivasi rakyat dalam penanggulangan teror dilakukan melalui program di mana rakyat harus dilatih dan dibiasakan untuk bagaimana melaporkan berbagai hal-hal yang memiliki karakter teroris/teror untuk mencegah situasi di mana semua hal yang dicurigai langsung dilaporkan.

Ketiga, aktivasi atau pelibatan rakyat dalam Latgab atau Gerakan Anti-Teror perlu didukung program sosialisasi anti-teror secara sistematis sehingga rakyat mampu mengidentifikasi tanda-tanda bernuansa teror, fenomena teroris, indikasi karakter pelaku teror dan mengenali bagaimana awal gerakan yang biasanya dilakukan oleh para teroris.

Partisipasi dan keterlibatan rakyat dalam Latgab dan Gerakkan Penangulangan Teror serta Perang Rakyat Melawan Terorisme memiliki beberapa makna antara lain, pertama sebagai bukti dan implementasi pelibatan atau aktivasi rakyat sebagai kekuatan rakyat atau Civilian Defence (Adam Roberts, 1972, dan Gene Sharp, 1973), anti-teror. Kedua, dengan aktivasi dan terlibatnya rakyat melawan terorisme secara langsung menunjukkan kepada jaringan pelaku terorisme bahwa rakyat menolak aksi-aksi teror dan menyatakan perang terhadap teror melalui Gerakan Perlawanan Rakyat/Civil Resistance (Michael Randle, 1994) Melawan Terorisme.

Perangkat atau œtools untuk melibatkan rakyat dalam Latgab atau Gerakan Antiteror adalah dengan menggunakan Anti-Teror Checklist (ATC). Pimpinan TNI AD pada tahun 2000 telah memulai sosialisasi perlunya ATC dalam operasi anti-teror namun prioritas saat itu sedang diarahkan pada sosialisasi pemisahan TNI dan Polri. Tetapi, saat ini, ATC inilah yang harus disosialisasikan kepada rakyat.

Sosialisasi ATC dan Pemahaman serta kemampuan perlawanan rakyat terhadap teroris inilah yang merupakan implementasi dari TNI sebagai Tentara Rakyat, di samping juga sebagai program pelibatan/aktivasi rakyat secara nyata dan langsung dalam latgab dan gerakan anti-teror. (*)

*) Tyasno Sudarto adalah Jenderal TNI (Purnawirawan); Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) periode 1999-2000, dan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI pada 1999.

Jangan membatasi diri Anda sendiri dengan menolak untuk mempelajari rincian tentang beita baru. Semakin banyak Anda tahu, akan lebih mudah untuk berfokus pada apa yang penting.

Saturday, April 3, 2010

Mari Peduli Autisme

Artikel berikut mencakup topik yang baru-baru ini pindah ke tengah panggung - setidaknya itu tampaknya seperti itu. Jika Anda berpikir Anda perlu tahu lebih banyak tentang hal itu, inilah kesempatan Anda.
Jakarta (ANTARA News) - Tak banyak yang tahu kalau 2 April adalah Hari Peduli Anak Austisme Sedunia, sebagai bentuk kepedulian nyata masyarakat dunia lowongan kerja terbaru pada anak-anak dan remaja penyandang autisme. Peringatan itu ditetapkan oleh Sidang Umum PBB pada 18 Desember 2007. Jumlah anak dan remaja autisme dikhawatirkan terus meningkat.

Tahun 2007 saja tercatat ada 30 juta anak autisme di seluruh penjuru dunia. Naik lagi pada 2008 menjadi 60 juta orang.

Begitu juga di Indonesia, jumlahnya dikhawatirkan terus bertambah. Pemahaman publik mengenai hal ini sendiri masih belum dalam, terlihat dari jumlah anak dan remaja autis yang dirawat rumah sakit atau pusat-pusat terapi.

Pandangan masyarakat terhadap autisme juga menyedihkan karena banyak yang memandang negatif pengidap autis. Bahkan ada yang menyebutnya abnormal dan kelainan bawaan.

Padahal autisme hanyalah gangguan perkembangan anak dari berbagai aspek, meliputi gangguan perkembangan komunikasi (bahasa), fungsi sosial dan prilaku repetitif, serta interaksi sosial, sehingga mereka menjadi berbeda dari yang lainnya.

Sisi positifnya, banyak juga lembaga sosial, perguruan tinggi seperti STIKOM LSPR yang mendirikan Autism Awareness Center, dan organisasi masyarakat yang menumpahkan kepeduliannya kepada anak dan remaja autis.

Pada Hari Peduli Anak Autisme Sedunia ini masih ada persoalan yang agak merisaukan, yakni label cenderung negatif terhadap anak-anak autisme ini, hanya karena orangtua, keluarga dan masyarakat kurang peka terhadap masalah anak-anak khusus ini.

Kondisi ini bisa mengganggu penanganan masalah autisme, karena pemberian label yang cenderung negatif hanya akan menonjolkan kekurangan-kekuarangan anak.

Buktinya terlihat dari banyaknya sekolah yang tidak mau menerima anak-anak autis, sementara sekolah khusus dan berbagai pusat terapi untuk anak dan remaja autis sangatlah mahal. Padahal, siapapun dan keluarga manapun, tidak peduli status sosialnya, bisa mengidap gangguan itu.

Jika anak yang sedang tumbuh dengan perkembangan yang terganggu ini, ditambah julukan-julukan menyakitkan, lalu diperparah oleh sikap sekolah atau masyarakat yang menolak mereka, bagaimana bisa nasib baik nasib anak-anak autis?

Lagi pula, anak autis juga punya hak anak. Keadaan ini juga bukan kemauan mereka. Jangan pula salahkan anak dan remaja auti yang seakan-akan hanya hidup dengan dunianya sendiri.

Seorang teman yang mempunyai anak autis mengungkapkan betapa lelahnya dia dan keluarga, terutama istrinya, dalam menghadapi anak gadisnya yang sekarang beranjak remaja.

"Anak itu hidup dengan alamnya sendiri, mau apa saja, dan kami tidak boleh lengah, bahkan pintu rumah dan pagar benar-benar harus dikunci kencang," katanya.

Saya percaya bahwa apa yang telah Anda baca sejauh ini informatif. Bagian berikut ini harus pergi jauh ke arah membereskan segala ketidakpastian yang mungkin tetap.

Dia mengaku, segala usaha sudah dilakukan, sesuai dengan pendapat ahli yang ditemuinya.

Dia tidak sendirian. Banyak keluarga yang dititipi anak dan remaja autis sebenarnya juga sedang meniti jalan panjang yang belum tahu ujungnya. Sampai sekarang, dunia lowongan kerja terbaru ilmiah medis pun belum bersepakat mengenai penyebab autisme.

Ada yang beranggapan penyebabnya genetis atau keturunan, namun ini pun belum ada bukti ilmiahnya.

Label

Menghadapi anak autis pada hakikatnya sama saja dengan menghadapi anak-anak lainnya. Mereka adalah anak dengan dunia lowongan kerja terbaru anak dengan segala polahnya.

Namun, ada banyak masalah dalam menanganinya, termasuk motivasi orangtua dan keluarga penyandang autis. Banyak orangtua yang terlanjur putus asa, lalu memberi julukan-julukan buruk kepada anak-anak autis

Mitos bahwa autisme identik dengan abnormal atau genius, mempengaruhi pola pengasuhan orangtua dan keluarga kepada anak-anak autis. Dalam kondisi ini label-label negatif pada anak-anak autis berseliweran dalam rumah, yang tanpa disadari menjelma menjadi identitas anak.

Yang menjadi persoalan, apapun label itu, anak-anak itu sebenarnya tidak mempedulikannya. Mereka tidak mengerti apa yang dijuluki oleh orangtuanya. Inilah yang tidak sensitif. Orangtua atau keluarga menjuluki anak sesuai menurut perspektifnya sendiri, sementara anak tumbuh dalam dunianya.

Berkomunikasi yang efektif dengan anak dan remaja istimewa ini sebenarnya tidaklah sukar, asal saja orangtua, keluarga dan masyarakat "mau tampil beda." Artinya, untuk mengatasi perbedaan ini perlu seni berkomunikasi.

Raines & Ewing dalam The Art of Connecting (2006) mengatakan, dalam membangun komunikasi, ada beberapa hal yang perlu dikenali, yaitu yakinlah bahwa selalu ada jembatan sebagaimana seseorang berusaha untuk menyesuaikan dirinya dalam berbagai situasi, ada rasa peduli dengan mitra/ apalagi dengan anak sendiri, dan setiap individu adalah budaya/unik, dan setiap hubungan atau komunikasi pada hakikatnya menuntut perubahan.

Dalam kaitannya dengan anak-anak dan remaja autis ini, membangun komunikasi dengan mereka adalah bagaimana menghargai anak dengan tulus, menjalin keterbukaan, dan terpenting bagaimana menerima keberbedaan mereka. Di sini, perspektif orangtualah yang perlu menyesuaikan dengan perspektif anak.

Menurut Raines & Ewing, jika komunikator mampu menghargai perbedaan orang lain dan mempunyai kemauan untuk menjalin hubungan dengan mereka, maka akan terjalinlah komunikasi efektif.

Di sini, orangtua jangan lelah menghadapi anak dan remaja autis karena harapan mereka sebenarnya sederhana saja yaitu ingin bergaul dengan teman-temannya, bersekolah, dihargai, dan disayangi, sesuai dengan hak-hak anak umumnya.

Kuncinya sederhana, orangtua perlu lebih dulu mengenali daya dan gaya komunikasi mereka sendiri sehingga terjalinlah komunikasi akrab dengan anak-anak dan remaja autis. Artinya, orangtua perlu juga memasuki dunia lowongan kerja terbaru anak dan remaja autis. (*)

(**) Staf Pengajar STIKOM London School of Public Relations Jakarta

Hari akan tiba ketika Anda dapat menggunakan sesuatu yang Anda baca di sini untuk memiliki dampak yang menguntungkan. Kemudian Anda akan senang Anda meluangkan waktu untuk mempelajari lebih lanjut tentang beita baru.

Negara Maritim Tapi Minim Kekuatan Lautnya

Apakah Anda ingin mencari tahu apa yang mereka-in-the-tahu telah mengatakan tentang beita baru? Informasi dalam artikel di bawah ini berasal langsung dari informasi baik pakar-pakar dengan pengetahuan khusus tentang beita baru.
Kupang (ANTARA News) - Senin itu (29/3), KRI Soetanto berlabuh sendirian di Markas Komando Pangkalan Utama TNI-AL (Lantamal) VII/Kupang di Bilangan Bolok, 15 km arah barat ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal perang ukuran sedang ini tengah "opname" sambil menunggu pelaksanaan Operasi Arung Hiu informasi beasiswa gratis 2010 di wilayah timur Indonesia.

"Kita punya KRI Weling berbasis di Lantamal Kupang, namun saat ini sedang bertugas di tempat lain," kata Kepala Bagian Penerangan Lantamal VII/Kupang Mayor (KH) Abdul Rohim.

Wilayah operasi Lantamal VII tidak hanya Nusa Tenggara Timur, tetapi juga Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Maluku Tenggara.

"Wilayah operasional kita sangat luas, tetapi minim sekali dengan armada pendukung operasional seperti kapal perang untuk memantau pulau-pulau terluar Astaga.com lifestyle on the net yang berbatasan langsung dengan Timor Leste maupun Australia," katanya.

Satu lagi yang dimiliki Lantamal VII, Kapal Angkatan Laut (KAL) Kembang, namun daya jelajahnya hanya sampai 40 mil, sehingga tidak bisa mencapai pulau terluar seperti Pulau Batek di Amfoang Utara, Kabupaten Kupang, yang berbatasan langsung dengan Oecusse, kantung (enclave) Timor Leste.

Pulau kecil yang di bibir pantai Oepoli, Kecamatan Kupang Timur itu, sempat diklaim Timor Leste sebagai  teritorinya, karena letaknya dekat ke Oecusse.

Indonesia kukuh mengklaim pulau ini adalah  bagian tak terpisahkan dari kepulauan nusantara, karena di sana sudah dibangun sebuah mercusuar jauh sebelum Timor Timur berintegrasi dengan Astaga.com lifestyle on the net pada 1976.

Langkah politik ini dipertegas dengan latihan perang TNI-AL di wilayah kepulauan itubeberapa tahun lalu yang membuat gerah Ramos Horta yang ketika itu masih menjabat Perdana Menteri Timor Leste.

TNI-AD langsung menggelar pasukan di pulau itu dengan menempatkan personel organik dari Batalyon Infanteri 743/Pradnya Samapta Yudha, pasukan organik di bawah Korem 161/Wirasakti Kupang.

Ketika tanggungjawab pengamanan wilayah perbatasan NTT-Timor Leste diserahkan sepenuhnya kepada Yonif 744/Satya Yudha Bhakti, juga pasukan organik dari Korem 161/Wirasakti Kupang, maka semua pasukan organik Yonif 743 ditarik dari pulau-pulau terluar.

Selain Pulau Batek, pulau terluar lainnya di NTT adalah Pulau Dana Rote yang berbatasan langsung dengan Australia, serta Pulau Manggudu di bagian selatan Sumba Timur, juga berbatasan langsung dengan Australia.

Kedua pulau ini sempat dikelola sebagai objek wisata oleh pengusaha Australia.

Jika Anda tidak memiliki rincian yang akurat mengenai beita baru, maka Anda mungkin bisa membuat pilihan yang buruk pada subjek. Jangan biarkan hal itu terjadi: terus membaca.

Modus operandi yang mereka gunakan adalah mengawini putri tuan tanah setempat, kemudian perlahan-lahan menguasainya.

Bisnis pariwisata di kedua pulau terluar itu pun berhenti total begitu TNI-AD menerjunkan pasukan untuk menjaga kedaulatan NKRI dari pengambilalihan diam-diam oleh asing.

"Untuk beroperasi ke pulau-pulau terluar dan wilayah perairan perbatasan antara Indonesia-Australia dan Timor Leste, masih jarang dilakukan karena terbentur minimnya sarana pendukung operasional seperti kapal perang untuk patroli," ujar Abdul Rohim.

Menurutnya, jangankan mengamankan wilayah perbatasan laut RI-Australia, pulau-pulau terluar saja sulit dijangkau.  KAL Kembang, saja hanya mampu menjangkau Pulau Rote di selatan Astaga.com lifestyle on the net yang berjarak sekitar 40 mil dari Kupang.

"Para nelayan kita sering mengeluhkan ulah patroli AL Australia yang menangkap mereka dalam wilayah perairan kita. Kami belum bisa berbuat banyak untuk menjawab keluhan para nelayan kita," akunya.

Komando Lantamal VII membawahi tiga Pangkalan TNI-AL (Lanal), yakni Lanal Maumere di Pulau Flores bagi tengah, Lanal Mataram di Nusa Tenggara Barat dan Lanal Rote di Kabupaten Rote Ndao.

Ketiganya membawahi 24 Pos AL, menyebar dari Maluku Tenggara, Kepulauan Alor, NTB, sampai beberapa tempat di NTT.

Baik Lanal maupun Pos AL, tidak dilengkapi sarana operasional memadai, sehingga menghambat tugas menjaga wilayah perairan perbatasan dan pulau-pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Bayangkan saja, penerangan pos AL yang menyebar di berbagai pulau dalam wilayah operasional Lantamal VII itu, masih menggunakan lampu pelita.

"Memang ada genset, namun hanya digunakan pada saat mengirim laporan melalui radio atau faksimili dari pos tersebut," papar Abdul Rohim.

Abdul Rohim tidak berbicara banyak mengenai kekuatan armada yang harus dimiliki Lantamal VII/Kupang yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia, karena kewenangan mengenai ini ada di tangan Mabes TNI.

"Wilayah operasional kita sangat luas, namun peralatan utama dan sistem persenjataan (Alustita) kita masih sangat terbatas untuk menjangkau pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan RI-Timor Leste dan Australia," katanya. (*)

L003/H-KWR/AR09

Luangkan waktu untuk mempertimbangkan poin diuraikan di atas. Apa yang Anda pelajari dapat membantu Anda mengatasi keraguan Anda untuk mengambil tindakan.