Kairo (ANTARA News) - Presiden Mesir Hosni Mubarak pada hari Sabtu menunjuk kepala intelijen Omar Suleiman sebagai wakil presiden pertama Mesir dan menunjuk Menteri Penerbangan Ahmad Shafiq sebagai perdana menteri baru , dalam merespon protes kekerasanyang terjadi di seluruh negeri. "Omar Suleiman telah dilantik sebagai wakil Presiden Husni Mubarak," kata kantor berita MENA dalam laporannya.

Suleiman, 74 tahun, adalah direktur Badan Intelijen Umum Mesir sejak 1993, satu posisi tempat dia memainkan peranan penting dalam diplomasi, termasuk dalam hubungan Mesir dengan Israel dan Amerika Serikat.

Sebagai kepala intelijen Mesir, Suleiman bertanggung jawab atas arsip yang paling penting negara dan keamanan politik.

Juga pada Sabtu, Mubarak menunjuk Menteri Penerbangan Ahmad Shafiq sebagai perdana menteri baru dan meminta dia untuk membentuk kabinet baru.

Puluhan ribu warga Mesir menentang jam malam dan tetap beradadi jalan-jalan kota Kairo pada Sabtu, menuntut pengusiranMubarak.

Pada saat protes di Mesir memasuki hari kelima, militer memperpanjang jam malam di Kairo, Alexandria dan Suez dari 04:00 waktu setempat (1400 WIB) sampai 8:00 pagi waktu setempat (0600 WIB) pada hari berikutnya.

Sometimes the most important aspects of a subject are not immediately obvious. Keep reading to get the complete picture.

Namun, jam malam, Jumat malam di Kairo diabaikan oleh pengunjuk rasa. Mereka "membanjiri jalan-jalan" di kota  berpenduduksekitar18 juta itu dan meneriakkan "Turun, turun, Mubarak," dan "Jangan percaya Mubarak" .

Sedikit-dikitnya 50.000 pengunjuk rasa berkumpul di pusat kota dekat Lapangan Tahrir utama, dan sekitar 1.000 dari mereka mencoba menerobos Kementerian Dalam Negeri, kata televisi Al Jazeera.

Stasiun TV itu juga melaporkan bahwa polisi menembak dan menewaskan sedikitnya tiga demonstran. Tidak ada konfirmasi langsung atau rincian lebih lanjut yang tersedia.

Sebelumnya, kabinet Mesir secara resmi mengundurkan diri selama pertemuan padaSabtu pagi mengikuti permintaan Presiden Hosni Mubarak, menurut laporan stasiun televisi Nil.

Dalam pidato Sabtu pagi, Mubarak mengatakan dia telah meminta pemerintah untuk turun dan kabinet baru akan membawa demokrasi yang lebih baik bagi negara, sebagai tanggapan terhadap aksi-aksi protes nasional.
(H-AK/B002/A038)

Editor: Aditia Maruli
COPYRIGHT © 2011

Ikuti berita terkini di handphone anda di m.antaranews.com