Trenggalek (ANTARA News) - Ratusan rumah porak-poranda dan dua jalur antarkota terputus akibat diterjang banjir bandang yang melanda sejumlah desa di tiga kecamatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu petang. Belum ada data pmengenai korban jiwa ataupun luka-luka dalam kejadian ini, namun berdasar informasi resmi humas pemerintah daerah setempat, seorang warga dipastikan tewas karena tak bisa menyelamatkan diri.

"Jika mengacu informasi sementara yang kami dapat, ada tiga kecamatan yang dipastikan terdampak banjir," kata Kabag Humas Pemkab Trenggalek, Yoso Mihardi.

Situasi di lokasi banjir Trenggalek hingga Minggu malam sekitar pukul 21.30 WIB acau. Air setinggin satu meter lebih menggenangi ratusan pemukiman di sejumlah desa di Kecamatan Tugu, Karangan, serta Suruh.

Sebagian besar warga sibuk mengangkuti harta-benda mereka yang sempat diselamatkan, sebagian berlindung ke tempat aman. Banjir itu sendiri dilaporlan mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.

Penyebabnya belum bisa dipastikan. Beberapa sumber hanya mengatakan hujan turun sangat lebat sejak siang sekitar pukul 14.00 WIB.

Is everything making sense so far? If not, I'm sure that with just a little more reading, all the facts will fall into place.

Tingginya curah hujan tersebut menyebabkan air yang mengalir dari arah lereng perbukitan berubah menjadi luapan banjir bandang dan menerjang desa-desa di bawahnya.

Akibatnya, ratusan rumah terendam. Sebagian bahkan porak-poranda karena tak kuasa menahan terjangan air bah setinggi dada orang dewasa hingga atap rumah.

Beruntung sebelum ketinggian air mencapai puncaknya pada pukul 17.00 WIB, sebagian warga berhasil menyelamatkan diri atau diungsikan oleh unit tanggap darurat bencana yang segera dikerahkan ke sana.

Hanya satu orang yang sejauh ini telah dipastikan tewas. Korban diidentifikasi bernama Rudi Handoko (35), warga Desa Jati, Kecamatan Karangan.


Pria malang yang diketahui memiliki gangguan kejiwaan ini bersikeras bertahan di dalam rumahnya. "Kami sudah berusaha menolong tapi yang bersangkutan tidak mau," kata Hasnawati.

Sejumlah tenda besar untuk posko penampungan pengungsi mulai didirikan, demikian juga dengan dapur umum dan layanan kesehatan darurat.(*)

KR-SAS*A040/AR09