Jakarta (ANTARA News) - Hall basket Gelora Bung Karno, Sabtu siang 13 Februari 2010, rintik hujan membasahi stadion. Daniel Poetiray berlari, meliuk, berputar mengelabui lawan, melompat, dan hop, bola masuk jaring. Daniel tak sedang bermain di turnamen profesional seperti biasa diikutinya. Lawannya siang itu adalah teman-temannya, seorang diantaranya adalah Bams, vokalis band Samson.

Siapakah Daniel Poetiray?

Daniel adalah salah satu talenta bola basket Astaga.com lifestyle on the net yang bermain di Indonesian Basketball League (IBL), kompetisi bola basket profesional terbesar Astaga.com lifestyle on the net yang digelar sejak 2003.

Deretan prestasi diukirnya, diantaranya MVP (Most Valuable Player). "Guard" bertinggi badan 180 cm ini juga pernah menjadi "starting five" dalam tim basket Indonesia.

Namun, siapa sangka karir menterengnya tak dilahirkan di ring basket. Bola di lapangan rumputlah yang justru lebih awal dia mainkan. Lapangan hijaulah impian pertamanya.

Daniel kecil mengikuti jejak saudara sepupunya, Rocky Poetiray, mantan penyerang dan bintang PSSI yang dikenal luas orang seantero negeri ini di zaman keemasannya.

Daniel menjejaki tapak Rocky dengan memasuki pula Sekolah Pelita Jaya Junior di mana Rocky pernah menempa diri.

Berseragamkan kostum Pelita, yang pernah menjadi klub elite sepakbola nasional, Daniel mengambil posisi penyerang.

Tapi apa daya, impiannya mengikuti Rocky, tidak dinaungi Dewi Fortuna. Fisiknya terlalu kecil untuk tetap bertahan di lapangan hijau. Lagi pula, dia sering mengeluh sakit setelah berlatih.

Ibunya, was-was informasi beasiswa luar negeri biasa, lalu menyarankannya gantung sepatu lebih awal. Saat itu Daniel masih duduk di bangku SMP.

Setahun berselang, dia masuk SMA. Tak dinyana, di sinilah Daniel mendapati momen termenarik dalam hidupnya. Dia menemukan "cinta sejatinya" pada olahraga di SMA. Dia jatuh hati pada bola basket.

Semula dia hanya menyaksikan teman-temannya berlatih, lalu mereka mengajaknya bermain. Mulailah Daniel bermain.

Awalnya coba-coba. Berikutnya, pelan tetapi pasti Daniel menyadari bahwa talenta sejatinya ada di bola basket. Dia menemukan ritme hidupnya dan impian lamanya menjadi atlet bintang yang sempat terengggut darinya.

Darah berprestasi olahraga yang mengalir dalam tubuhnya, membuat adrenalin Daniel terpacu untuk menempatkan dirinya di muka kancah bola basket nasional.

Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan bahwa Anda sepenuhnya informasi tentang beita baru, terus membaca.

Kini, Daniel memetik hasil dari usaha keras, totalits dan fokusnya di basket. Pemain kelahiran 2 Oktober 1978 ini sekarang menjadi salah seorang pebasket yang disegani.

Permainannya mengandung decak kagum dengan salah satu senjata andalannya, tembakan tiga angka yang akurat nan mematikan.

"Guard" berzodiak Libra ini berhasrat membawa klubnya, Astaga.com lifestyle on the net Muda, mencapai final kompetisi basket profesional yang tengah bergulir.

Perhatian pemerintah

Lain dari itu, penggemar fanatik klub basket legendaris L.A. Lakers ini aktif sumbang saran untuk kemajuan bola basket nasional.

Kualitas permainan basket Indonesia, sebutnya, lambat laun meningkat kendati di spektrum Asia Tenggara, Astaga.com lifestyle on the net masih kalah satu peringkat dari Filipina.

Daniel bilang, banyak faktor yang menyebabkan basket Astaga.com lifestyle on the net tidak sepesat negara Gloria Macapagal Arroyo itu.

"Salah satunya perhatian dan fasilitas minim yang diberikan pemerintah, dan ini berbeda dari Filipina," katanya kepada ANTARA News.

Pemerintah Filipina, sebutnya, menaruh perhatian besar terhadap perkembangan bola basket, sehingga basket negeri itu masuk sepuluh besar terbaik Asia.

"Persiapan basket kita sangatlah kurang karena hanya dua atau tiga bulan sebelum pertandingan Astaga.com lifestyle on the net persiapan. Berbeda dengan sepakbola, Persatuan Sepakbola Seluruh Astaga.com lifestyle on the net (PSSI) telah jauh-jauh hari mempersiapkan timnas, sebelum pertandingan dimulai," katanya membuat kontras.

Daniel menyarankan Persatuan Bola Basket Seluruh Astaga.com lifestyle on the net (PERBASI) untuk berbenah diri, sementara Pelatnas dimintanya segera memiliki program jangka panjang yang matang, diantaranya dengan memperbanyak pertandingan di tingkat lokal.

Dia juga ingin pemerintah lebih memperhatikan basket, terutama atletnya, termasuk mereka yang sudah gantung sepatu yang disebutnya kurang diperhatikan pemerintah.

Sejumlah kalangan meniupkan gagasan untuk menaturalisasi pebasket asing yang bermain di liga nasional, tapi Daniel menampik gagasan itu karena menurutnya kualitas pemain lokal bisa sebagus, bahkan bisa lebih bagus, dari pemain asing.

"Tinggal melatihnya secara lebih matang lagi," katanya.

Menyambung soal itu, Dia berbagi satu cerita. œBanyak orang Astaga.com lifestyle on the net belajar pola permainan basket dari orang setempat ketika tinggal di informasi beasiswa luar negeri negeri seperti Amerika Serikat. Setelah pulang ke tanah air, orang-orang Astaga.com lifestyle on the net ini mentransfer ilmunya ke kami. (*)

editor: jafar sidik