Tbilisi (ANTARA News/Reuters) - Polisi Georgia telah menahan 20 orang yang diduga telah melakukan kegiatan mata-mata untuk Rusia, dua tahun setelah dua tetangga bekas Uni Soviet itu melakukan perang singkat. Para tahanan itu, semuanya warga Georgia, diduga telah membentuk sebuah jaringan mata-mata dan mengirim informasi rahasia ke Rusia, demikian sumber keamanan Georgia pada Reuters dengan tanpa menyebut nama, Jumat.

Kementerian dalam negeri Georga menolak mengkonfirmasi atau membantah laporan itu.

"Kami menahan diri untuk berkomentar sekarang. Pengumuman resmi akan diadakan pada konferensi pers pada 5 November," ujar jurubicara Kementerian dalam Negeri Shota Utiashvili.

If you don't have accurate details regarding mobil keluarga ideal terbaik indonesia, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.

Georgia kalah dalam perang singkatnya dengan Rusia, yang dimulai ketika militer Georgia yang dilatih oleh Amerika Serkat (AS) melancarkan serangan di wilayah pemberontak Ossetia Selatan, yang memicu serangan balasan yang menghancurkan dari Rusia.

Dua tahun sebelumnya, Georgia telah menahan empat pejabat militer Rusia dan 12 orang yang lain dengan tuduhan menjadi mata-mata.

Para pejabat Georgia mengatakan pada waktu itu, orang-orang Rusia yang ditahan itu dan para warga Georgia yang mereka rekrut telah mengumpulkan informasi mengenai hubungan Tbilisi dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), dan juga mengenai pelabuhan laut dan infrastruktur jalan kereta api, partai-partai oposisi dan militernya.

Rusia telah menyerahkan orang-orang Rusia itu pada Rusia, yang mengatakan penahanan mereka sebagai "petualangan tak pantas yang membuktikan kebijakan umum anti-Rusia dari kepemimpinan Georgia". (S008/K004)